Betapa hidup itu harus dipenuhi dengan rasa syukur. Apapun keadaannya, apapun situasinya, apapun tantangannya.
Hari ini Ibukupu, adik dan kakakupu sepulang sekolah pergi menjenguk adik kecil yang luar biasa. Adik kecil ini hebat sekali, dia baru saja menjalani operasi besar. Selama 5 jam adik kecil ini berjuang untuk implantasi koklea. Semangatnya untuk bisa mendengar, tatapan matanya, raut wajahnya, sungguh membuat Ibukupu berdecak kagum. Bayangkan betapa sakit sekujur badannya pasti saat ini akibat bekas luka operasi, belum lagi desakan penerimaan benda asing bernama koklea untuk menjadi bagian dalam tubuhnya. Namun tidak sedikit pun adik kecil ini tunjukan lewat bahasa tubuhnya, dia tidak menangis maraung-raung, menjerit-jerit membuat orangtua dan sekelilingnya panik, dia begitu bersahaja, begitu kooperatif, patuh apa kata dokter, suster, bunda serta ayahnya. Anak kecil yang hebat. 😍🤗😇
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, sebenarnya Ibukupu ingin diam saja. Entah mengapa ingin hening aja rasanya. Tapi banyak pertanyaan yang terlontar dari kakakkupu tentang adik kecil itu. Mengapa adik itu telinganya harus di operasi Ibu? Mengapa dia gak bisa mendengar Ibu? Koklea itu apa sih? Kapan adik itu akan sembuh? Kalo sudah dipasang kokleanya apakah dia bisa mendengar seperti aku? Kenapa adik itu nangisnya sebentar aja ya Ibu, sakit gak ya dia Bu? dll, mengalir tanpa bisa Ibu sela. Ibukupu pun mencoba untuk menjawab satu demi satu pertanyaan kritis Kakakkupu. Kesempatan bagi Ibu untuk membersamainya dalam komunikasi produktif. 🤗🤗
Sembari menjawab pertanyaan kakakkupu, pikiran ibukupu menerawang jauh. Peristiwa demi peristiwa masa lalu sekelebat muncul silih berganti. Seperti hendak berkata kepada Ibukupu.
“ Ibu sudahkah kamu bersyukur? Kamu memiliki buah hati dengan panca indera yang sempurna. “
“ Ibu sudahkah kamu menjaga fitrah karunia panca indera anak-anakmu dengan baik? Anak-anakmu layak mendapatkannya.”
“ Ibu sudahkah kamu membersamai mereka dengan sepenuh hatimu? Bukalah matamu, seburuk apapun kamu, Anak-anakmu selalu membersamaimu sepenuh hati mereka.”
Ya Allah…😢😢😢
Kadang rasa kesal dan amarah menjadikan kami lalai dalam menjaga fitrah baik ke lima panca indera mereka. Bahkan kami pun lalai menggunakan panca indera kami sebagai orangtua. Kadang pemilihan kata-kata, intonasi, bahasa tubuh menjadi berbalik arah dari fungsi sebenarnya. Padahal Allah mengkaruniakan semua itu dengan sempurna.
Bertemu dengan adik kecil yang hebat memberi ibukupu pelajaran berharga. Betapa harusnya rasa syukur di panjatkan atas semua karunia panca indera dariNya. Betapa harusnya menjaga fitrah baik dari semuanya itu tidak boleh terabaikan. Salah satunya lewat implementasi dalam komunikasi produktif baik dengan diri sendiri, pasangan dan anak-anak. Menjaga nalar, tutur kata, pemilihan kata, intonasi suara dan bahasa tubuh adalah bagian dari rasa syukur itu.
Subhanalah pelajaran hari ini. Semoga kedepannya energi positif selalu mengalir dalam keluargakupu. 👨👧👦💖
Terimakasih adik kecil sayang. Cepet pulih ya nak. Duniamu tidak akan sepi lagi sayang semua akan segera lebih berwarna seceria dirimu nak. Peluk sayang dan doa dari keluargakupu untukmu. Love Adik..🤗😍🤗😍
#hari7
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Semoga adik lekas sehat ya bunda, senang bisa membaca postingan ini
BalasHapusTerimakasih Bunda Umusulaim. Doain ya Bunda saat ini adik kecil yang hebat itu sedang dalam masa pemulihan. Semoga koklea implannya berhasil dan adik tidak merasakan kesunyian lagi.😇😇
BalasHapus