Selasa, 07 November 2017

BABY BLUES

Akhir-akhir ini Ibukupu seperti kehabisan waktu..huhuhuhu.. Ada yang gak bener sepertinya pengaturan waktunya ini. Rasanya bak buk bak buk terus.ckckkcckckckc. Seperti kemarin hampir seharian gak buka WAG, padahal banyak group yang diikuti..hihihihi gegayaan banget yak ikutan banyak group tapi gagal konsen. Jangan ditiru yak..🙈😅.



Pagi ini saat ayahkupu dan kakakkupu sudah berangkat dan adikkupu masih terlelap, Ibukupu memutuskan untuk rehat sebentar sebelum mulai beraktifitas rutin. Ibukupu mulai memanjat satu per satu chat d group WA dan Ibukupu menemukan 1 chat yang mengingatkan Ibukupu akan masa lalu saat Allah memberi kepercayaan pertama kalinya kepada Ibukupu untuk menjadi seorang Ibu.

Saking menariknya tantangan menjadi seorang Ibu, Ibukupu lupa menyediakan waktu untuk sedikit relax. Perubahan hormon membuat mood berubah-ubah, rasa hati dan pikiran bercampur aduk. Lelah karena kurang tidur, perfeksionis dengan target semua urusan rumah tangga kudu selesai pada waktunya, pemaksaan kehendak untuk tetap konsentrasi mengurus kakakkupu bayi, tetiba meledak dalam satu sentakan. Yes tangisan kakakkupu membius Ibukupu hingga tidak sadarkan nalar. Kakakkupu terlempar dari gendongan Ibu.😭😭😭 Astagfirulahalazim Ibuuuu seru Ayahkupu yang tiba-tiba muncul dari pintu menangkap kakakkupu. Ibukupu menangis dan terus menangis. Ayahkupu meninggalkan Ibukupu seorang diri di kamar dalam keheningan. Kosong pikiran dan hanya air mata yang keluar. Hingga rasa tenang menyergap di hati dan air mata pun tuntas keluar dari pelupuk. Ibu ambil wudhu dan bersujud.
Ada apa denganku ya Allah? ratap Ibukupu..😢😢 Apa yang terjadi barusan? Banyak tanya dalam pikiran Ibukupu tapi Ibukupu gak bisa jawab.  Setelah tenang, Ibukupu pun keluar kamar dan melihat kakakupu bayi tertidur dalam dekapan ayah. Ahh kakakkupu…. Maafkan Ibu ya Kak..😢😢

Setelah yakin Ibu dalam kondisi stabil dan tenang ayahkupu menyerahkan bayi mungil nan cantik itu ke dalam pelukan Ibukupu lagi. Ibukupu membawanya ke kamar untuk ditidurkan dan Ibukupu pun akhirnya terlelap bersama putri cantik ini. Ayahkupu tidak berkata apa-apa. Ayah hanya memeluk dan mencium Ibu. Mengelus-elus rambut Ibukupu hingga Ibukupu terbawa alam mimpi. Ahh inget ini jadi terharu.. Masa-masa itu..😢😇

Seminggu setelah kejadian, ketika Ibu membaca buku saku pegangan Ibukupu selama hamil, Ibu baru tersadar kalu kejadian malam itu adalah sindrom baby blues , salah satu masalah emosional yang dialami seorang ibu pasca persalinan. Gejalanya sama persis sama yang Ibukupu alami, kerap menangis, sedih berlebihan, kelelahan, mood naik turun dan sangat sensitif. Lewat buku itu pula Ibukupu jadi memahami bagaimana cara-cara untuk mengatasinya salah satunya yang Ibukupu tandai adalah “jangan menyimpan masalah dan kesulitan sendirian, berbagilah dengan orang-orang terdekat terutama suami, keluarga atau teman dekat “.

Setiba Ayahkupu di rumah, saat santai Ibukupu menceritakan semua yang Ibukupu baca. Kita jadi belajar bersama tentang ini. Ibukupu jadi belajar untuk bisa jujur dengan apa yang Ibukupu rasakan. Ayahkupu jadi rutin menanyakan kondisi Ibukupu saat rehat makan siang dan tak lupa saat santai sepulang kerja. Ritme baru dimulai. Kami selalu saling cerita. Ibukupu yang introvert dan sok kuat akhirnya menemukan cara komunikasi yang efektif yang saat ini pun masih Ibukupu lakukan. Yaaa komunikasi secara tertulis, dimanapun kapanpun Ibukupu akan mencurahkan apapun yang Ibukupu tiba-tiba rasakan ke ayahkupu lewat media BBM. Sepertinya waktu dulu belum ada WA.wkwkkwkkw.. Gak baper walau gak dibales karena Ibukupu tahu ayahkupu pasti sedang sibuk bekerja. Walau baru dibahas sepulang kerja juga gak apa-apa. Yang penting semua uneg-uneg keluar dan lega pikirannya.

Baby blues ternyata bisa terselamatkan dengan komunikasi. Dulu belum paham apa itu komunikasi produktif. Semakin kesini semakin tahu bahwa teori dalam komunikasi produktif ini benar adanya. Tidak mungkin pasangan tahu apa yang ada dalam pikiran dan hati kita tanpa kita pun memberi tahu apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Bagaimana mungkin pasangan tahu apa yang kita mau dan inginkan tanpa kita membuka diri memberi tahu apa yang kita mau dan inginkan. Kita perlu sama-sama menyadari bahwa Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) kita dan pasangan  berbeda karena kita dilahirkan dan dibesarkan dengan latar belakang berbeda. Namun inilah yang perlu kita kompromikan lewat komunikasi produktif yang mungkin berbeda untuk tiap pasangan dan keluarga.

Alhamdulilah walau dulu belum tahu sudut pandang yang benar dalam berkomunikasi, masih melakukan komunikasi dengan cara yang sederhana (lewat tulisan..😁), yang penting ayahkupu tahu apa yang ibukupu rasakan, yang penting ibukupu tahu apa yang sedang ayahkupu pikirkan. Semoga kedepannya Ibukupu dan Ayahkupu bisa seiring sejalan dalam berkomunikasi terutama dalam membersamai anak-anak. 😉👍
Semangattt Ibukupu..
Semangattttt Ayahkupu…
Bersama kita bisa...ihiyyyy.. 😍😍😍

Buku wajib Ibukupu pada saat hamil

Tulisan pada bab ini yang menyadarkan Ibukupu apa yang sedang terjadi


#hari6
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar