Kamis, 17 Mei 2018

SEMUA ANAK ADALAH BINTANG

SEMUA ANAK ADALAH BINTANG, yang akan selalu bersinar di hati orangtuanya. Sejak lahir mereka sudah membawa fitrah bakat dalam dirinya. Yang tanpa kita sadari kadang fitrah ini memberi signal pada diri kita sebagai orangtua namun kita abaikan.

“Anakku biasa-biasa saja tuh, gak ada yang istimewa.”
“Hmm anakku setiap hari ya gitu-gitu aja, semua yang dilakukan rutinitas”
“Anakku keliatannya si lagi suka sesuatu tapi ya gak tau deh moody-an anaknya, beda banget sama adiknya”

dan lain-lain kalimat yang kadang meluncur keluar spontan dari mulut kita sebagai orangtua atau sering kali kita dengar di luaran sana ketika kita lagi duduk bareng sesama mama-mama.

Kita tidak sadar ternyata kalimat-kalimat spontan ini adalah kelemahan kita sebagai orangtua yang ternyata belum “mumpuni” untuk melihat kelebihan anak kita kita sendiri. Kekurangannya saja yang selalu menjadi titik bagi kita untuk observasi dan berusaha mencari solusi gimana ya caranya supaya ni bocah gak melakukan hal itu lagi, dst. Tetiba kita jadi LUPA bahwa bukan itu yang harusnya kita tandai tapi KELEBIHAN ANAK-lah yang harus jeli kita OBSERVASI.

Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan “KELEBIHAN” anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.
Materi 7 Bunda Sayang IIP yang mengangkat materi tentang fitrah bakat ini sungguh membuat hati ini bergetar. Kalimat  “BUATLAH GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH” ketika kita melihat signal berbeda pada diri anak. Mempraktekan kalimat ini adalah TANTANGAN untuk kita dan khususnya untuk saya pribadi sebagai orangtua.

Sebagai ilustrasi dari kalimat diatas, seringkali kita menemui fakta jika ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ternyata yang kita lakukan ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.

Beda halnya jika kita ternyata melihat fakta bahwa anak kita menyukai pelajaran bahasa inggris. Signalnya jelas dilihat dari nilai dan antusiasme anak ketika kita menyinggung hal itu. Tapi kita gagal memahaminya. Kita biasa saja menanggapinya. PADAHAL justru hal ini lah yang harus terus kita gali. Kita tinggikan seperti halnya kita membuat gunung. Karena dari signal itulah, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar sesuatu yang disuka, maka dalam berjalannya waktu kedepan anak akan menjadi mahir di bidangnya, dari matanya kita akan melihat binarannya.

Bagaimana cara agar kita bisa membantu anak untuk dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar (enjoy), tak pernah berhenti untuk berusaha walaupun banyak halang rintang (easy) dan menjadi hebat di bidangnya (excellent). Kuncinya hanya satu, kita sebagai orangtua harus sering melakukan “discovering ability” agar anak menemukan dirinya, dengan cara mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas. Setelah ketiga hal tersebut di atas tercapai pasti akan muncul produktivitas dan apreasiasi karya di bidangnya (earn). (2018,materibunsayIIP)

Mempraktekan ini tentu bukan hal yang mudah ya. Keyakinan harus ada dalam diri kita, terus belajar, open minded, dan memantaskan diri agar selalu layak di mata Allah bahwa kita mumpuni memegang amanah anak-anak yang luar biasa.

Semangat belajar untuk kita orangtua.
Binarkanlah bintang itu selalu di hati kita.
Berjalan beriring mensyukuri setiap karuniaNya
Anak-anak yang luar biasa.
Ibu Love You Nak!🤗😘💖


#dayke1
#gamelevel7#semua anak adalah bintang
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar