Ditengah maraknya orang-orang terutama para ibu yang ingin sekali belajar tentang ilmu montessori, ditengah maraknya sekolah-sekolah usia dini beralih dari metode sentra/metode lainnya ke metode montessori, Ibukupu dan mungkin dari teman-teman yang awam tentang ini pasti bertanya-tanya, ada apa ya dengan montessori, booming banget. 😆 Semua kelas-kelas montessori yang berseliweran di IG atau medsos lainnya sepertinya langsung menjadi magnet dan laris manis.
Ibukupu sendiri mengenal ilmu ini secara kebetulan. Tepatnya satu tahun yang lalu. Ketinggalan jaman sebenernya karena miskin diskusi perihal edukasi anak dulu..wkwkwkwkwk. Mengenalnya dari seorang teman ketika sedang belajar di komunitas Ibu Profesional. Waktu yang tepat karena setelah menempuh pendidikan di komunitas ini dan mulai membuat annual plan untuk anak-anak dan keluarga Ibukupu membutuhkan ilmu pendidikan yg membumi alias bisa langsung dirasakan oleh anak, bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika bertemu dengan seorang teman yang berbicara mengenai montessori, wah gayung langsung bersambut, yes!akhirnya Ibukupu menemukan jawaban dari apa yang ada di pikiran Ibukupu. Mulailah Ibukupu belajar. Buku adalah media pertama Ibukupu belajar, kemudian ikut dalam kelas montessori yang sesuai dengan kantong maupun yang free. Modal Ibukulu cuma satu, keinginan kuat untuk belajar. Beruntung Ibukupu memiliki teman dan komunitas dimana bisa bertanya apa saja tentang metode ini. Dari sanalah Ibukupu belajar dan mempraktekannya langsung bersama Adikkupu.
Montessori lahir dari pemikiran seorang perempuan Italia yang bernama Maria Montessori. Metode ini lahir berdasarkan observasi Maria Montessori terhadap perilaku dan kebutuhan anak. Pengalaman dan observasinya di Cassa de Bambini sebuah tempat pusat pendidikan anak yang dibangun pemerintah Italia dikawasan area pabrik dimana terdapat anak-anak yang ditinggal orangtuanya untuk bekerja. Meredam agar tidak timbul masalah dan anak-anak tidak tumbuh liar dibangunlah pusat pendidikan ini. Disinilah Maria memulai pengamatannya. Anak-anak dilibatkan dalam kegiatan sehari-hari dengan material konkrit yang dapat mereka eksplorasi dengan keseluruhan indra mereka. Dari sanalah lahir filosofi yang setelah Ibukupu resapi memang akan terasa rasanya dalam kehidupan anak sesuai fitrahnya. Ini filosofi montessori yang Ibukuph pahami :
- Follow The Child, dimana kejelian indra kita berperan untuk melihat apa yang menjadi kebutuhan anak-anak saat itu lewat perilakunya. Disitulah kita bisa “masuk” untuk memfasilitasi dan memanfaatkan moment untuk mencapai tujuan kita.
- Respect Each Other, bagaimana kita mencontohkan perilaku untuk saling menghargai. Berbicara sopan, sejajar, mendengarkan dengan perhatian penuh, briefing sebelum berkegiatan. Itu semua akan membuat anak merasa berharga.
- Freedom With Limitation. Dimana anak-anak diberi kebebasan untuk memelilih apa yang mau dia pelajari, durasinya dan kebebasan untuk berdiskusi/bekerja sama.
Menurut Ibukupu montessori bukan sekedar kegiatan tuang-tuang, kegiatan nyendok-nyendok ataupun berkurat pada aparatus/alat peraga montessori. Tapi lebih dari itu. Kita memang membutuhkan alat untuk menguatkan konsep yang ingin kita sampaikan ke anak. Tapi jika kita tidak memilikinya kita tetap bisa kok menerapkannya dalam keseharian kita belajar bersama anak-anak.
Semua bisa dipakai menjadi media untuk anak bereksplorasi, alat-alat dapur, alat-alat berkebun, alat-alat bebersih jendela, lantai dll yang ada di rumah, bisa kita gunakan untuk media belajar montessori. Montessori juga bisa belajar dari alam. Lima areanya yang meliputi area practical life, area sensori, area bahasa, area matematika dan area culture bisa kita temukan secara alami di sekitar kita.
Jadi jangan ragu jika kita ingin menerapkankan metode ini dalam keseharian kita membersamai anak-anak. Gak perlu harus sekolah dulu baru nerapin ke anak-anak. Mulailah dari keyakinan pada diri kita bisa melakukannya. Belajar dari teman-teman bisa lewat kulwab atau bertemu langsung, komunitas, buku, workshop free, workshop sesuai kantong, dll semua bisa menjadi alternatif untuk kita. Yang terpenting justru mindset kitanya yang harus dirubah. Tips dari Ibukupu jika mau memulainya :
1. Niat. Jika kita punya niat pasti kita akan selalu bersemangat dan energi positif mengalir dalam pikiran kita. Jadi makin kreatif dan jeli melihat yang ada di depan kita.
2. Resapi filosofi dibalik semua area dalam montessori. Dengan kita memahami maksud dari penerapan 5 area dlm kehidupan anak-anak dan fungsi dari aparatus yang digunakan, kita bisa belajar dan memanfaatkan material di rumah dan sekitar untuk menunjangnya.
3. Aparatus tidak selalu beli tapi kita bisa membuatnya atau memanfaatkan benda-benda riil yang aman untuk digunakan anak-anak. Jadi penting sekali untuk kita memahami point 2 diatas.
4. Lakukan sekarang jangan ditunda. Sekali mencobanya pasti kita bahagia dan ingin terus mencobanya. Apalagi melihat binaran kebahagiaan dari anak-anak.😍
Selamat belajar ya Teman-teman. HAPPY PARENTING!HAPPY LEARNING!🤗😘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar